Memberi Dengan Murah Hati (2)

Investment / 7 May 2012

Kalangan Sendiri

Memberi Dengan Murah Hati (2)

Hot Triany Nadapdap Official Writer
6044

1 Samuel 15:25-26,

“Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada Tuhan. Tetapi jawab Samuel kepada Saul: ’Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman Tuhan; sebab itu Tuhan telah menolak engkau, sebagai raja Israel.’ ”

Saul ditolak menjadi raja Israel karena ketidaktaatannya. Segala yang Allah rancang untuk Saul kini diberikan kepada Daud. Segalanya yang dimaksudkan untuk Saul menjadi milik Daud. Berhati-hatilah agar Anda tidak menahan apa yang menjadi milik Allah.

2 Korintus 9:7 menyampaikan bagaimana kita harus memberi, “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” Kita harus sepenuhnya jujur dengan diri kita. Apakah sejujurnya kita lebih gembira saat memberi daripada saat menerima? Terlalu banyak orang yang lebih memberi penekanan pada menerima daripada memberi.

Kemurahan hati Allah adalah lawan dari keserakahan. Dengan memberi, kita menerima. Dengan menahan sesuatu, kita kehilangan. Orang yang menginginkan berkat atas kehidupan adalah orang yang paham tentang memberi dengan murah hati.

Allah mengharapkan kita untuk menjadi murah hati dan juga untuk memberi secara seimbang. Daud menulis dalam Mazmur 112:5, 9, “Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman… Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.” Roh dan sikap memberi yang sejati merupakan inti dari ajaran Yesus dalam Khotbah di Bukit, dimana dibicarakan tentang menolong orang miskin.  Dalam Lukas 6:35 kita diberitahu agar tidak mengharapkan balasan untuk kebaikan kita,” … dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar….”

Jadi, apakah kita harus memberi untuk menerima? Tentu tidak! Seorang yang suka memberi, ia memberi karena roh kemurahan hati yang sejati. Bila ia menerima, ia menganggapnya sebagai suatu berkat yang tidak terduga dan ia mulai memberi lagi, dengan lebih banyak! Mencoba memperoleh sesuatu merupakan bencana bagi roh yang suka memberi! Ingatlah, Yesus Kristus, Anak Manusia, Putra Allah berkata,”… Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima” (Kisah Para Rasul 20:35).

Mengapa lebih berbahagia memberi daripada menerima? Bila kita memberi dengan bebas dan murah hati, kita mendahulukan Allah dan menempatkannya lebih dari kepentingan kita yang egois. Dengan melakukan hal ini, kita menaati firmanNya dan ketaatan ini akan membuatNya memberkati kita. Bila kita memberi dengan bebas dan murah hati, pemberian itu menunjukkan bahwa kita mempercayai Allah. Derajat pemberian kita merupakan penghalang antara kita dan berkat Allah. satu Petrus 5:5 berkata,”… Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”

Pemberian kita harus berlimpah dan dengan pengertian bahwa kebaikan dan kemurahan hati kita pada akhirnya akan sangat menolong orang-orang miskin. Bukan jumlah pemberian kita, melainkan motivasi di balik pemberian kita. Janganlah kita memberi dengan perasaan segan, atau karena harus memberi, atau dengan sedih. Jangan memberi sesuatu yang besar jika Anda tidak merasa wajib melakukannya. Jangan memberi dengan sedih, karena berarti Anda memberi agar dipandang orang. Memberilah karena itu diperlukan dan dengan motivasi yang murni. Inilah jenis pemberian yang menyenangkan Allah – memberi dengan gembira, sambil tertawa, sukacita, semangat, dan sukahati. Bila kita bisa memahami prinsip-prinsip ini, memberi sungguh-sungguh menjadi berkat. “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2 Korintus 9:7).

Berilah dengan tersembunyi dan tulus hati maka Tuhan akan membalaskannya kepada Anda tepat waktu sesuai kebutuhan Anda, pada saat yang tidak pernah Anda duga! Karena Dia Allah yang hidup yang memperhatikan setiap keputusan, setiap pemberian, bahkan sampai kedalaman hati Anda.

Sumber : Disadur dari: Buku Biblical Principles for Becoming Debt Free! (Frank Damazio&Rich; Brott)
Halaman :
1

Ikuti Kami